Sebagian milenial di rentang umur 25 – 30 tahun mungkin saat ini sudah punya bayangan pernikahan idealnya sendiri. Sebagian lagi mungkin banyak juga yang sedang merencanakan atau bahkan mempersiapkan pernikahan bersama pasangan. Berbagai nasihat ini dan itu baik dari keluarga atau teman soal pernikahan, mungkin juga sudah jadi makanan sehari-hari yang kamu telan. Mengingat, pernikahan bukan hanya soal keinginan saja, tetapi juga soal usaha, restu, kesiapan, hingga rencana masa depan.
Yang paling krusial dari pernikahan selain kesiapan pasangan dan restu orang tua tentu saja adalah biaya. Mulai dari sumber biaya itu sendiri, besarannya, hingga rincian alokasinya untuk pernikahan, semua harus dipikirkan dan diperhitungkan dengan matang. Sumber biaya nikah yang paling ideal tentu saja berasal dari tabungan yang telah dipersiapkan pasangan dari jauh-jauh hari, hingga urunan keluarga inti.
Namun, nggak jarang, dalam beberapa kasus, biaya nikah juga bersumber dari pinjaman. Baik itu ke bank atau ke fintech pinjaman cepat berbunga rendah seperti Kredivo. Meski terkesan negatif, hal ini sah saja dilakukan asalkan calon pasangan yang akan menikah sudah mendiskusikan dan mempertimbangkannya dengan bijak. Dari mana pun sumber dananya, agar alokasi dana lebih efektif dan tepat sasaran, ketahui dulu bahwa secara umum ada 4 rincian biaya utama yang perlu dipersiapkan untuk pernikahan, yaitu:
Biaya Wajib
Biaya ini sifatnya sangat penting dalam kelangsungan acara pernikahan. Biaya ini umumnya dialokasikan untuk:
- Katering dan dekorasi.
- Rias dan baju pengantin.
- Akad/pemberkatan nikah, termasuk tempat atau gedungnya.
- Mahar dan cincin kawin.
- Undangan dan souvenir.
- Dokumentasi.
Berdasarkan survei yang dilakukan Bridestory Indonesia dalam Wedding Industry Report, ada empat kategori pesta pernikahan, yaitu: affordable (Rp 20 juta sampai Rp 400 juta), moderate (Rp 40 juta sampai Rp 80 juta), premium (Rp 100 juta sampai Rp 2 miliar), dan luxurious (Rp 350 juta sampai Rp 7 miliar), dengan kisaran tamu mulai dari 50 pax hingga 1.000 pax.
Seperti yang kita ketahui, katering adalah yang paling banyak memakan anggaran dalam rincian biaya pernikahan. Makin banyak tamu yang diundang, makin besar pula anggaran kateringnya karena harus dikalikan dua. Untuk itu, panduan alokasi bujet yang ideal untuk kelima hal tersebut adalah: 40% untuk biaya katering (termasuk gedung atau tempat resepsi), 30% untuk dekorasi, rias dan baju pengantin serta keluarga, 5% untuk akad atau pemberkatan, 5% untuk mahar dan cincin kawin, 3% untuk undangan dan souvenir, dan 7% untuk dokumentasi (foto dan video). Kamu tinggal membaginya sesuai dengan keseluruhan atau total dana yang sudah dimiliki.
Biaya Tambahan & Tak Terduga
Masih ada sisa 10% dari total bujet, biaya tambahan hingga biaya tak terduga juga perlu dipersiapkan untuk berjaga-jaga. Biaya ini umumnya dialokasikan untuk:
- Seragam bridesmaid/bridesman.
- Hiburan musik.
- Kue pernikahan.
- Hotel atau tempat menginap keluarga (jika resepsi diadakan di luar kota)
- Tambahan pax katering atau gubukan (jika diperlukan)
Berbeda dengan biaya wajib, biaya ini sifatnya adalah opsional. Misalnya, jika bujet tidak memungkinkan untuk membelikan seragam bagi bridesmaid/bridesman maka tidak perlu dipaksakan. Kamu bisa mencari cara kreatif untuk mengatasi hal tersebut: misalnya meminta sahabat dekat yang menjadi bridesmaid untuk kompak menggunakan baju berwarna tertentu saat datang ke pesta. Sebagai ganti seragam, yang lebih murah, kamu dapat membeli pita atau bandana cantik yang seragam untuk para bridesmaid.
Ajukan pinjaman cepat untuk membiayai pernikahan, bijakkah?
Karena berbagai alasan personal, nggak jarang, pada sebagian orang rencana pernikahan tetap dijalankan meski tabungannya belum cukup. Untuk itu, pinjaman cepat seringkali dijadikan solusi untuk menutup selisihnya. Jika kamu mengalami kondisi ini, mungkin kamu bertanya-tanya, bijakkah? Jawabannya tergantung lagi pada urgensi pernikahan itu sendiri dan kondisi finansial kamu beserta pasangan saat ini.
Pada intinya, ketika mengajukan pinjaman, kamu bertanggung jawab penuh atas pembayaran angsurannya hingga tenor selesai. Namun perlu diingat bahwa setelah pesta pernikahan, kedepannya akan semakin banyak biaya yang dibutuhkan untuk rumah tanggamu. Maka dari itu, jika harus mengajukan pinjaman cepat untuk pernikahan, usahakan sifatnya adalah tambahan, bukan sumber utama. Misalnya, kamu butuh tambahan sekitar Rp 10 juta sampai Rp 20 juta untuk biaya dekorasi atau dokumentasi.
Jika kamu mengajukan pinjaman ke fintech seperti Kredivo yang suku bunganya hanya 2,95% per bulan dengan tenor maksimal hingga 6 bulan, maka dana tambahan yang diperlukan tersebut bisa terpenuhi tanpa banyak membebani keuanganmu kelak. Sebab, selain berbunga rendah, Kredivo juga dapat memberikan limit pinjaman hingga Rp 30 juta bagi pengguna Premium. Selain itu, nggak perlu banyak dokumen yang ribet untuk bisa daftar dan ajukan pinjaman cepat lewat Kredivo. Kamu hanya perlu memenuhi 3 syarat berikut ini:
- Merupakan WNI yang sudah berusia minimum 18 tahun.
- Berpenghasilan tetap minimum sebesar Rp 3 juta per bulannya.
- Berdomisili di wilayah Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Palembang, Semarang, Bali, Yogyakarta, Solo, Malang, Makassar, Cirebon, atau Sukabumi.
Selanjutnya, untuk mendaftar, kamu bisa langsung download aplikasi Kredivo di Google Play Store atau App Store. Kemudian, pilih akun Premium dan daftar sesuai langkah-langkah yang diberikan di aplikasi. Jika sudah, tunggu proses approvalnya dalam waktu 1 x 24 jam ke depan. Bagaimana, tertarik coba?